MAKALAH IKD IV (KOMSLING)
Konsep Diri dan Teori Johary
Windows
Dosen
Pengampu:
Kurnia Retno Wulansari, S.ST.M.Kes.
Yeni Andriani, S.ST
Disusun
oleh:
Kelompok 2
AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA
PRODI D III KEBIDANAN
KRIKILAN-GLENMORE-BANYUWANGI
2015
Nama
kelompok
1. Agustina
kurnia dewi 15.401.14.002
2. Della
recana ayu S. 15.401.14.007
3. Dwi aning Rosita
15.401.14.012
4. Febi ratnasari 15.401.14.017
5. Ike
agustin 15.401.14.022
6. Khurrota
a yun 15.401.14.027
7. Lina
aristanti 15.401.14.033
8. Nimas
ayu asmarani 15.401.14.038
9. Reni
nurmawanti 15.401.14.044
10. Siti nur
azizah 15.401.14.050
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan karunia-Nya makalah yang berjudul “Konsep Diri dan Teori Johary Windows” dapat terselesaikan. Makalah ini kami buat untuk menambah pengetahuan bagi pembaca tentang konsep komunikasi.
Dengan
terselesaikannya makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada : Ibu Kurnia Retno Wulansari, S.ST.M.Kes
dan Bu Yeni Andriani, S.ST selaku pembimbing dan dosen mata
kuliah IKD IV Akademi Kesehatan Rustida,
Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan makalah
ini pada lain kesempatan.Krikilan, 1 April 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembahasan mengenai Konsep Diri merupakan bagian
dari komunikasi antar pribadi (interpersonal communication). Dimana di dalam
Komunikasi Antar Pribadi masuk dalam Kesadaran diri (Self Awareness). Konsep
diri dirasa penting di dalam komunikasi antar pribadi dikarenakan konsep diri
adalah bagaimana kita memandang dan memahami diri kita sendiri. Memahami diri
pribadi merupakan salah satu teori untuk mempelajari komunikasi antar pribadi
(interpersonal communication). Jadi konsep diri sangat penting untuk dipelajari
dan di mengerti, karena dalam komunikasi antar pribadi selain kita juga
diharuskan mengerti dan memahami diri orang lain kita juga harus memahami diri
kita agar komunikasi antar pribadi dapat berjalan lancar dan pesan dapat
disampaikan secara efektif.
1.2 Tujuan
1.2.1
Tujuan
Umum
Mengetahui tentang Konsep diri dan teori Johary Windows
1.2.2
Tujuan
Khusus
1.
Mengetahui
tentang pengertian Konsep diri.
2.
Mengetahui
tentang klasifikasi Konsep diri.
3.
Mengetahui
tentang faktor-faktor Konsep diri.
4.
Mengetahui
komponen konsep diri.
5.
Mengetahui
tentang teory Johari windows.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN KONSEP DIRI
Konsep diri
merupakan faktor yang paling penting dan menentukan dalam komunikasi antar
pribadi. Kunci keberhasilan hidup adalah konsep diri konseling. Konsep diri
memainkan peranan yang sangat besar dalam menentukan keberhasilan hidup
seseorang, karena konsep diri dapat dianalogikan sebagai sesuatu operating
sistem. Konsep diri dapat mempengaruhi kemampuan berfikir seseorang.
Jallaludin
Rakhmat ( 1996 :66) (dalam buku Komunikasi Kebidanan 2013 :48) mendefinisikan
konsep diri sebagai gambaran dan penilaian diri, pandangan dan perasaan kita
tentang diri kita sendiri. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat ditegaskan
bahwa setiap orang pastilah mengenali dirinya sendiri.
Menurut Stuart
dan Laraia(2001)(dalam buku Komunikasi Kebidanan, 2013: 48), konsep diri adalah
semua nilai ide, perasaan, pikiran, dan keyakinan yang kuat tentang diri
sendiri yang mempengaruhi hubungan dengan orang lain.
Kliat (1992)( dalam
buku Komunikasi Kebidanan, 2013: 48) mengemukakan bahwa konsep diri adalah
persepsi individu tentang karakteristik dan kemampuaannya, interaksi deangan
orang lain dan lingkungannya, serta nilai yang berkaitan dengan pengalaman
obyek/ tujuan/ide.
Sedangkan
menurut William D Brooks, konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita
tentang diri kita. Konsep diri bukan hanya sekedar gambaran deskriptif, tetapi
juga penilaian Anda tentang diri Anda.
Charles H
Cooley mengemukakan teori yang diberi nama looking glass self ( melihat diri
dengan bercermin) artinya bahwa setiap orang dapat mengenali dirinya sendiri
demngan cara seeolah-olah oramng menaruh cermin didepannya dan dengan demikian
maka prifil diri orang itu dapat dikenalinya.
Teori
untuk mengetahui latar belakang sikap, perilaku dan asumsi individu :
1.
Teori Psikodinamika
Berasal
dari Sigmund Freud, asal kata Psiche :
pikiran, namun mencakup perasaan, pengalaman masa lalu, roh dan jiwa. Kata Dinamic : mengacu pada pandangan bahwa psikis
individu bersifat dinamis, tidak statis. Teori
dasar Freud menekankan pada dorongan insting dari individu untuk melakukan
hubungan, baik internal maupun eksternal.
Hal
ini menunjukkan bahwa gaya komunikasi kita dengan orang lain sangat dipengaruhi
oleh bagaimana kita berkomunikasi dengan diri kita sendiri.
2.
Teori
Behavior
Menurut
John Watson, perilaku yang terbentuk merupakan hasil suatu pengondisian. Hubungan berantai sederhana antara
stimulus dan respon yang membentuk rangkaian kompleks perilaku.
Rangkaian
kompleks perilaku meliputi :
pemikiran, motivasi, kepribadian, emosi dan pembelajaran. Skinner (1938).
3.
Teori Humanistik
a.
Maslow (1954), hirarki kebutuhan
manusia, harus dipenuhi untuk mengembangkan potensi dalam diri manusia.
b.
Carls Rogers, manusia memiliki dorongan
dari dalam diri untuk berkembang dan bertumbuh menuju kematangan, yang akan
menyebabkan individu mampu mengaktualisasikan kapasitas (potensi) yang
dimilikinya.
4 Prinsip Teori Humanistik (
Atkinson, 1990) :
1.
Manusia; central interest, menekankan
bahwa manusia bukan semata-mata objek yang
berespon terhadap lingkungan ketika diberikan penghargaan (reinforcement),
namun manusia adalah makhluk dinamis yang mampu membentuk lingkungannya dan
mampu berespon terhadap lingkungannya itu.
2.
Perilaku manusia adalah aspek yang
penting untuk diselidiki, manusia memiliki kemampuan untuk memilih dan memiliki
kreativitas.
3.
Subjektivitas lebih penting daripada
Objektivitas. Pengalaman manusia dan subjektivitas lebih penting dari pada
objektivitas.
4.
Nilai Kemanusiaan, pandangan tentang
manusia terletak pada integritas dan keunikan manusia
2.2 KLASIFIKASI KONSEP DIRI
Hurlock (1990)
(dalam buku Komunikasi Kebidanan,2013:49) mengemukakan bahwa konsep diri dapat
dibagi menjadi 2 bagian :
1.
Konsep
diri sebenarnya merupakan konsep seseorang tentang dirinya yang sebagian besar
ditentukan oleh peran dan hubumngannya dengan orang lain serta persepsinya
tentang penilaian orang lain terhadap dirinya.
2.
Konsep
diri ideal, merupakan gambaran seseoranh mengenai keterampilan dan kepribadian
yang didambakannya.
Burns
(1993)(dalam buku Komunikasi Kebidanan, 2013:49) membagi konsep diri menjadi 2
bagian, yaitu : konsep diri yang negatif dan konsep diri yang positif.
Karakteristik dari konsep diri negatif secara umum tercermin dari keadaan diri
sebagai berikut :
1.
Individu
sangat peka dan memepunyai kecenderungan sulit menerima kritik orang lain.
2.
Individu
mengalami kesulitan dalam berbicara dengan orang lain. Sikap yang hiperkritis
dipergunakan uintuk mempertahankan citra diri yang goyah, dan mengarahkan
kembali perhatian pada kekurangan dari orang lain daripada kekurangan dirinya
sendiri.
3.
Individu
yang sulit mengakui bahwa ia salah. Terdapat kompleks penyikasaan dimana
kegagalan ditempatkan pada rencana tersembunyi dari orang lain dan kesalahan
ditujukan kepada orang lain.
4.
Individu
yang kurang mampu menguingkapkan perasaan dengan cara yang wajar. Sering
terdapat respon yang berkebihan terhadap sanjungan.
5.
Individu
cenderung untuk menunjukkan sikap mengasimngkan diri, malu-malu dan tidak minat
pada persaingan.
Sikap negative
ini merupakan dasar bagi tidak adanya perhatian dan kasih sayang terhadap orang
lain diluar dirinya sendiri. Individu yang memiliki konsep diri negativ hanya
memeperhatikan dirinya sendiri sepanjang waktu, tidak pernah merasa puas,
selalu takut kehilangan sesuatu. Keadaan ini berakar pada tiadanya kesenangan
dengan dirinya sendiri selalu berada dalam situasi kecemasan.
Sementara
konsep diri positif tercermin pada individu yang terbuka, tidak mengalami
hambatan ketika berkomunikasi bahkan dalm situasi yang sangat asing sekalipun
serta cepat tanggap terhadap situasi sekelilingnya. Individu dengan konsep diri
positif dapat menerima dirinya sendiri dan memandang dunia ini sebagai tenpat
yang menyenangkan dibandingkan seseorang yang menolak dirinya. Mereka memilki kemampuan untuk memodifikasi nilai dan
prinsip yang sebenarnya dipegang teguh dengan pengalaman yang baru dan juga
tidak memiliki kekhawatiran terhadap masa lalu dan masa depan.
2.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSEP DIRI
1.
Tahap
Pengembangan
Konsep diri berkembang sejak lahir secara bertahap, yaitu
dengan mulai mengenal dan membedakan orang lain, kemudian melakukan aktifitas
eksplorasi pengalaman dengan diri sendiri dan berkaitan dengan perkembangan
bahasa. Pada tahap perkembangan manusia, konsep diri merupakan suatu proses
yang terus menerus berlangsung didasarkan pada pengalaman interaksi dan budaya,
perasaan positif berharga, persepsi akan
kompetensi yang dimiliki, penilaina diri sendiri dan orang lain, serta
aktualisasi diri.
2.
Orang
Penting Lain
Orang penting lain dalam kehidupan manusia sangat
mempengaruhi konsep diri seseorang. Belajar tentang diri sendiri melalui cermin
orang lain mempengaruhi konsep diri. Pada anak kecil dan keluarga, hal-hal yang
akan berdampak kepada perkembangan konsep diri anak adalah perasaan adekuat/tidak,
perasaan diterima/ ditolak, kesempatan
identifikasi, dan harapan diterima orang lain. Sedangkan para remaja
(pertemanan ) dan orang dewasa lain, budaya dan sosialisasi memebawa dampak
besar terhadap perkembangan konsep diri. Konsep diri ini disebut Generalized others, yaitu pandangan
seseorang mengenai dirinya berdasarkan keseluruhan poandangan orang lain
terhadap dirinya.
3.
Persepsi
Faktor persepsi individu membawa dampak pada perkembangan
konsep diri. Persepsi individual berarti baginya konsisiten dengan kebutuhan
dan nilai personal. Apabila persepsi akan diri individu lemah/negatif maka
individu akan cenderung distorsi, mempunyai pandangan yang sempit, dan tidak
memiliki rasa percaya diri. Persepsi individu yang negatif akan membawa
individu pada keadaan yang selalu terancam kecemasan. Sebaliknya, persepsi
individu yang positif akan membawa individu pada pribadi yang terbuka dan jujur
sehingga individu akan selalu menerima keadaan dan kesuksesan akan
menyertainya.
2.4
KOMPONEN
KONSEP DIRI
Komponen konsep diri terdiri atas citra diri, ideal diri,
harga diri, identitas diri, dan peran yang akan dijelaskan sebagai berikut :
1.
Citra
diri
Merupakan persepsi atau perasaan masa lalu dan saat ini
tentang ukuran, penampilan, fungsi, dan potensi tubuh. Menurut Keliat (1992),
citra diri adalah sikap, persepsi, keyakinan, pengetahuan individu, secara
sadar, atau tidak terhadap tubuhnya. Perkembangan citra diri belum ada saat
lahir, citra diri merupakan bagian yang erat dengan tubuh ( pakaian, mainan,
dan peralatan tubuh), dan penampilan. Apabila konsep diri positif maka individu
akan menerima atau menyukai tubuhnya, sehingga harga diri mtinggi dan individun
terbebas dari kecemasan (anxiaty).
2.
Gangguan
Citra Diri
Merupakan perubahan persepsi tentang tubuh akibat
perubahan ukuran, bentuk, struktu, fungsi, keterbatasan, makna atau obyek yang
sering kontak dengan tubuh. Stresor gangguan citra tubuh biasanya berkaitan
dengan operasi, mastektomi, kegaaglan
fungsi tubuh (lumpuh), gangguan jiwa atau waham, ketergantungan (infus,
keateter) tumbuh kembang, umpan balik negatif dan standart budaya.
Tanda
dan gejala gangguan citra diri :
a)
Menolak
untuk melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah.
b)
Tidak
menerima perubahan tubuh yang terjadi atau akan terjadi.
c)
Menolak
penjekasan mengenai perubahan tubuh.
d)
Persepsi
negatif terhadap tubuh.
e)
Preokupasi
dengan bagian tubuh yang hilang.
f)
Mengungkapkan
keputus asaan.
g)
Mengungkapkan
ketakutan
3.
Ideal
diri
Merupakan persepsi individu tentang bagaimana ia harus
berperilaku berdasarkan beberapa standar personal. Ideal diri dapat berupa
gambaran individu yang disukai, aspirasi, tujuan, atau nilai yang ingin
dicapai. Perkembangan ideal diri dipengaruhi oleh orang penting atau orang
terdekat sejak masa kanak-kanak, yaitu berupa harapan, tuntutan dan
identifikasi terhadap individu dan norma, latar belakang sosial budaya,
keluarga, kemampuan individu terkait dengan usaha individu untuk memenuhinya.
4.
Harga
Diri
Merupakan penilaian individu tentang pencapaian diri
dengan menganalisis sejauh mana perilaku mencapai ideal diri. Harga diri
berkaitan dengan cita-cita. Apabila cita-cita dapat tercapai, maka individu
akan susah dan harga dirinya tinggi. Sebaliknya, apabila cita-cita gagal
dicapai, maka harga diri cenderung menurun atau rendah.
Untuk
meningkatkan harga diri dsapat dilakukan dengan cara :
a)
Memebri
kasempatan sukses pada diri disertai dengan penghargaan saat sukses.
b)
Menanamkan
ideal diri serta harapan yang realistis dan tidak terlalu tinggi sesuai dengan
latar belakang sosial budaya yang berlaku.
c)
Mendukung
diri sendiri untuk beraspirasi dan bercita-cita.
d)
Membantu
mempertahankan untuk hal-hal yang mengganggu.
Penyebaba harga diri rendah adalah perkembangan individu
yang terganggu, ideal diri yang tidak realistis, gangguan fisik atau mental
baik dari individu maupun keluarga, sistem keluarga yang tidak berfungsi, dan
pengalaman traumatis yang berulang.
5.
Identitas
Diri
Merupakan kesadaran akan keunikan diri sendiri yang
bersumber dari penilaian dan observasi diri sendiri. Secara mendasar, identitas
diri adalah sintetis dari semua aspek yang mewakili diri yang diorganisasi
menjadi satu keutuhan.
6.
Peran
Diri
Merupakn seperangkat perilaku yang diharapkan secara
sosial yang berhubungan dengan fungsi individu pada berbagai kelompok sosial.
Perkembangan peran dipengaruhi oleh model peran dan kesempatan berperan.
Penyesuaian peran dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti ketidakjelasan perilaku,
konsistensi respon orang terdekat terhadap peran, kecocokan atau kesinambungan
berbagai peran serta keselarasan budatya dan harapan terhadap peran tersebut.
Gangguan konsep diri dapat dihindari dengan cara
memperluas kesadaran diri ( expended self-awareness), mengeksplorasi diri (self
exploration), mengevaluasi diri (self evaluation), menyusun rencana yang
realistis( realistic plan of action), dan melaksanakan tindakan sesuai rencana
( commitement to action).
2.5 TEORI JOHARY WINDOWS
Dalam kehidupan kita sehari-hari, mengenal diri adalah
sesuatu hal yang sangat penting jika kita menempatkan diri ditengah-tengah
masyarakat. Sebab dengan mengenal diri, kita dapat mengetahui kelebihan dan
kelemahan yang ada pada diri kita.
Banyak orang berpendapat bahwa bidan juga perlu menjawab
pertanyaan “siapa saya”. Bidan harus dapat mengkaji perasaan, reaksi, dan
perilakunya secara pribadi maupun sebagai pemberi pelayanan. Kesadaran diri
akan membuat bidan menerima perbedaan dan keunikan klien. Kesadaran diri dan
perkembangan diri bidan perlu di tingkatkan agar penggunaan diri secara
terapeutik dapat lebih efektif.
Untuk memahami diri sendiri, Joseph Luft dan Harrington
Ingham memperkenalkan sebuah konsep yang dikenal dengan nama “Johari Window”
sebagai perwujudan bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain yang
digambarkan sebagai sebuah kaca jendela yang terdiri atas empat bagian, yakni
Terbuka(open Wilayah area), Wilayah buta(blind area),Wilayah Tersembunyi(hidden
area), dan Wilayah Tak Dikenal(unknown
area).
Open Area( DIRI TERBUKA)
|
Blind Area ( DIRI BUTA)
|
Hidden Area (DIRI TERSEMBUNYI/RAHASIA)
|
Unknown Area (DIRI GELAP)
|
1.
Wilayah
Terbuka ( Open Area)
Merupakan daerah atau jendela “ Saya Tahu” dan “ Orang
Lain tahu”. Pada wilayah terbuka kita mengenal diri kita dalam hal kepribadian,
kelebihan dan kekurangan. Menurut konsep ini, informasi tentang diri kita baik
kelebihan maupun kekurangan yang terdapat pada diri kita selain diketahui oleh
diri sendiri juga diketahui oleh orang lain. Seperti nama, jabatan, pangkat,
status perkawinan, dll.
Ketika memulai sebuah hubungan kita akan menginformasikan
sesuatu yang ringan tentang diri kita. Makin lama maka informasi tentang diri
kita akan terus bertambah secara vertikal sehingga mengurangi hidden area. Makin
besar open area, makin produktif dan menguntungkan hubungan interpesonal kita.
Oleh karena itu, jika wilayah terbuka ini makin melebar
dalam arti kita dapat memahami orang lain dan juga orang lain dapat memahami
diri kita maka akan terjadi komunikasi yang mengana, misalnya terbuka terhadap
dunia sekelilingnya, potensi diri disadari, perasaan dan fikirannya terbuka
untuk pengalaman-pengalaman hidup yang menyedihkan, menyenangkan pekerjaan, dsb
. Daerah ini merupakan daerah ideal, yang mencerminkan pribadi seseorang yang
mau membri, menerima saran dan kritik dari orang lain.
Merupakan daerah “ saya tidak tahu” dan “orang lain tau”.
Pada wilayah buta, orang tidak mengetahui kekurangan yang dimiliki tetapi
sebaliknya justru kekurangan itu diketahui oleh orang lain. Dalam berbagai
kasus, banyak orang tidak mmengetahui kelemahannya bahkan dia berusaha
menyangkal kalau hal itu ada pada dirinya.
Blind area yang menentukan bahwa orang lain sadar akan sesuatu tapi
kita tidak, misalnya perasaan kurang terbuka, kurang luas cara pandang dan
variasi hidupnya dan sebagainya. Olekh karena itu kalau wilayah buta makin
melebar dan mendesak wilayah lain, maka akan terjadi kesulitan komunikasi.
Daerah ini mencerminkan kepribadian seseorang yang hanya
mau mengkritik, tapi tidak mau menerima saran atau kritik dari orang lain.
Menurut
Joseph Luth dan Herrington, wilayah buta ini ada pada setiap manusia dan sulit
untuk dihapuskan sama sekali, kecuali mengurangi. Salah satu caranya adalah
bercermin pada nilai, norma, dan hukum yang diikuti orang lain. Contoh :
bagaimana cara mengurangi grogi, bagaimana cara menghadapi dosen A , sehingga
dengan mendapatkan masukan dari orang lain, blind area akan berkurang.
3.
Wilayah tersembunyi (hidden area)
Merupakan daerah
“saya tahu “ dan “orang lain tidak tahu”. Pada wilayah tersebunyi, berisi
informasi yang kita tahu tentang diri kita tetapi tertutup bagi orang lain dan
kemampuan yang kita miliki tersembunyi sehingga tidak diketahui orang lain. Informasi ini meliputi perhatian kita
mengenai atasan, pekerjaan, keuangan, kesehatan, keluarga, dll.
Dengan tidak berbagi mengenai hidden
area, biasanya akan menjadi penghambat dalam berhubungan. Hal ini akan membuat
orang lain miss komunikasi dengan kita, yang kalau dalam hubungan kerja akan
mengurangi tingkat kepercayaan orang lain. Ada dua konsep yang erat hubungannya
dengan wilayah tersembunyi, yakni over disclose dan under disclose.
a) Over disclose,
yaitu sikap yang terlalu banyak mengungkapkan sesuatu sehingga hal-hal yang
sebenarnya disembunyikan juga diutarakan, misalnya konflik pada rumah tangga,
hutang – hutangnya dan sebagainya.
b) Under disclose,
yaitusikap yang terlalu menyembunyikan sesuatu yang seharusnya dikemukakan,
misalnya dalam pengobatan kejiwaan sikap under disclose dapat menyulitkan
psikiatri karena pasien sulit menyampaikan informasi yang diperlukan untuk
pengobatannya.
Daerah ini mencerminkan kepribadian yang
hanya mau meminta saran / informasi dari orang lain, tetapi tidak mau / sedikit
berbagi saran / informasi dengan orang lain.
4.
Wilayah
tak dikenal / diri gelap (unknown area)
Merupakan
daerah “ saya tidak tahu “ dan “orang lain tidak tahu”. Wilayah tak dikenal /
diri gelap adalah wilayah yang paling kritis dalam komunikasi sebab selain diri
kita yang tidak mengenal diri, juga orang lain tidak mengetahui siapa kita.
Dalam kehidupan sehari-hari sering terjadi kesalahan presepsi maupun kesalah
perlakuan kepada orang lain kerena tidak saling mengenal baik kelebihan,
kekurangan juga statusnya, siapa dia.
Unknown
area
adalah informasi yang orang lain juga tidak mengetahuinya. Sampai kita dapat
pengalaman tentang sesuatu hal atau orang lainmelihat sesuatu akan diri kita.
Bagaimana kita bertingkah laku atau berperasaan misalnya ketika pertama kali
senang kepada orang lain selain anggota keluarga kita. Kita tidak pernah
mengatakan perasaan “cinta”. Jendela ini akan mengecil sehubungan dengan kita
tumbuh dewasa, mulai mengembangkan diri atau belajar dari pengalaman.
Secara keseluruhan keempat kuadran ini
mencerminkan totalitas diri seseorang. Tiga prinsip yang dapat diambil dari
johary windown adalah :
a) Perubahan
satu kuadran akan mempengaruhi atau
menyebabkan perubahan kuadran lainnya.
b) Jika
kuadran satu yang paling kecil, berarti komunikasinya buruk atau kesadaran
dirinya kurang.
c) Kuadran
satu paling besar pada individu yang mempunyai kesadaran diri tinggi.
Kesadaran diri dapat ditingkatkan melalui tiga cara
:
1. Dengan
mempelajari diri sendiri.
2. Dengan
cara belajar dari orang lain.
3. Dengan cara mengembangkan sikap terbuka.
BAB III
PENUTUP
1.1
KESIMPULAN
Konsep diri merupakan faktor yang paling penting dan
menentukan dalam komunikasi antar pribadi. Kunci keberhasilan hidup adalah
konsep diri konseling. Konsep diri memainkan peranan yang sangat besar dalam
menentukan keberhasilan hidup seseorang, karena konsep diri dapat dianalogikan
sebagai sesuatu operating sistem. Konsep diri dapat mempengaruhi kemampuan
berfikir seseorang.
Untuk memahami diri sendiri, Joseph Luft dan Harrington
Ingham memperkenalkan sebuah konsep yang dikenal dengan nama “Johari Window”
sebagai perwujudan bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain yang
digambarkan sebagai sebuah kaca jendela yang terdiri atas empat bagian, yakni Terbuka(open Wilayah area), Wilayah buta(blind
area),Wilayah Tersembunyi(hidden
area), dan Wilayah Tak Dikenal(unknown
area).
Dalam kehidupan kita sehari-hari, mengenal diri adalah
sesuatu hal yang sangat penting jika kita menempatkan diri ditengah-tengah masyarakat.
Sebab dengan mengenal diri, kita dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan yang
ada pada diri kita.
1.2
SARAN
Sebagai manusia sudah sepatutnya harus mengetahui tentang
konsep diri dan menyadari akan kelebihan dan kekurangan diri sendiri sehingga dalam kehidupan
bermasyarakat tidak terjadi kesalah pahaman antara individu yang satu dengan
individu yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Priyanto, Agus. 2009. Komunikasi dan
Konseling Aplikasi dalam Sarana
Pelayanan Kesehatan untuk Perawat dan Bidan. Jakarta : Salemba Medika
Romauli, Suryati.2013. Komunikasi Kebidanan. Jakarta : Trans Info Media
Yulifah,dkk.2009. Komunikasi dan
Konseling dalam Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika