Rabu, 22 April 2015

Konsep Diri dan Teori Johary Windows



MAKALAH IKD IV (KOMSLING)
Konsep Diri dan Teori Johary Windows

Dosen Pengampu:
Kurnia Retno Wulansari, S.ST.M.Kes.
Yeni Andriani, S.ST




Disusun oleh:
Kelompok 2

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA
PRODI D III KEBIDANAN
KRIKILAN-GLENMORE-BANYUWANGI
2015


Nama kelompok

1.      Agustina kurnia dewi              15.401.14.002
2.      Della recana ayu S.                 15.401.14.007
3.      Dwi aning Rosita                    15.401.14.012
4.      Febi ratnasari                           15.401.14.017
5.      Ike agustin                              15.401.14.022
6.      Khurrota a yun                        15.401.14.027
7.      Lina aristanti                           15.401.14.033
8.      Nimas ayu asmarani                15.401.14.038
9.      Reni nurmawanti                     15.401.14.044
10.  Siti nur azizah                        15.401.14.050
 

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan karunia-Nya makalah yang berjudul “Konsep Diri dan Teori Johary Windows” dapat terselesaikan. Makalah ini kami buat untuk menambah pengetahuan bagi pembaca tentang konsep komunikasi.
Dengan terselesaikannya makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada : Ibu Kurnia Retno Wulansari, S.ST.M.Kes dan Bu Yeni Andriani, S.ST selaku pembimbing dan dosen mata kuliah IKD IV Akademi Kesehatan Rustida,
Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kami  menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan makalah ini pada lain kesempatan.

Krikilan, 1 April 2015
 Penyusun



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pembahasan mengenai Konsep Diri merupakan bagian dari komunikasi antar pribadi (interpersonal communication). Dimana di dalam Komunikasi Antar Pribadi masuk dalam Kesadaran diri (Self Awareness). Konsep diri dirasa penting di dalam komunikasi antar pribadi dikarenakan konsep diri adalah bagaimana kita memandang dan memahami diri kita sendiri. Memahami diri pribadi merupakan salah satu teori untuk mempelajari komunikasi antar pribadi (interpersonal communication). Jadi konsep diri sangat penting untuk dipelajari dan di mengerti, karena dalam komunikasi antar pribadi selain kita juga diharuskan mengerti dan memahami diri orang lain kita juga harus memahami diri kita agar komunikasi antar pribadi dapat berjalan lancar dan pesan dapat disampaikan secara efektif.

1.2  Tujuan
1.2.1        Tujuan Umum
Mengetahui tentang Konsep diri dan teori Johary Windows
1.2.2        Tujuan Khusus
1.      Mengetahui tentang pengertian Konsep diri.
2.      Mengetahui tentang klasifikasi Konsep diri.
3.      Mengetahui tentang faktor-faktor Konsep diri.
4.      Mengetahui komponen konsep diri.
5.      Mengetahui tentang teory Johari windows.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN KONSEP DIRI
Konsep diri merupakan faktor yang paling penting dan menentukan dalam komunikasi antar pribadi. Kunci keberhasilan hidup adalah konsep diri konseling. Konsep diri memainkan peranan yang sangat besar dalam menentukan keberhasilan hidup seseorang, karena konsep diri dapat dianalogikan sebagai sesuatu operating sistem. Konsep diri dapat mempengaruhi kemampuan berfikir seseorang.
Jallaludin Rakhmat ( 1996 :66) (dalam buku Komunikasi Kebidanan 2013 :48) mendefinisikan konsep diri sebagai gambaran dan penilaian diri, pandangan dan perasaan kita tentang diri kita sendiri. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat ditegaskan bahwa setiap orang pastilah mengenali dirinya sendiri.
Menurut Stuart dan Laraia(2001)(dalam buku Komunikasi Kebidanan, 2013: 48), konsep diri adalah semua nilai ide, perasaan, pikiran, dan keyakinan yang kuat tentang diri sendiri yang mempengaruhi hubungan dengan orang lain.
Kliat (1992)( dalam buku Komunikasi Kebidanan, 2013: 48) mengemukakan bahwa konsep diri adalah persepsi individu tentang karakteristik dan kemampuaannya, interaksi deangan orang lain dan lingkungannya, serta nilai yang berkaitan dengan pengalaman obyek/ tujuan/ide.
Sedangkan menurut William D Brooks, konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Konsep diri bukan hanya sekedar gambaran deskriptif, tetapi juga penilaian Anda tentang diri Anda.



Charles H Cooley mengemukakan teori yang diberi nama looking glass self ( melihat diri dengan bercermin) artinya bahwa setiap orang dapat mengenali dirinya sendiri demngan cara seeolah-olah oramng menaruh cermin didepannya dan dengan demikian maka prifil diri orang itu dapat dikenalinya.
Teori untuk mengetahui latar belakang sikap, perilaku dan asumsi individu :
1.      Teori Psikodinamika
Berasal dari Sigmund Freud, asal kata Psiche : pikiran, namun mencakup perasaan, pengalaman masa lalu, roh dan jiwa. Kata Dinamic : mengacu pada pandangan bahwa psikis individu bersifat dinamis, tidak statis. Teori dasar Freud menekankan pada dorongan insting dari individu untuk melakukan hubungan, baik internal maupun eksternal.
Hal ini menunjukkan bahwa gaya komunikasi kita dengan orang lain sangat dipengaruhi oleh bagaimana kita berkomunikasi dengan diri kita sendiri.
2.      Teori Behavior
Menurut John Watson, perilaku yang terbentuk merupakan hasil suatu pengondisian. Hubungan berantai sederhana antara stimulus dan respon yang membentuk rangkaian kompleks perilaku.
Rangkaian kompleks perilaku meliputi : pemikiran, motivasi, kepribadian, emosi dan pembelajaran. Skinner (1938).
3.      Teori Humanistik
a.       Maslow (1954), hirarki kebutuhan manusia, harus dipenuhi untuk mengembangkan potensi dalam diri manusia.
b.      Carls Rogers, manusia memiliki dorongan dari dalam diri untuk berkembang dan bertumbuh menuju kematangan, yang akan menyebabkan individu mampu mengaktualisasikan kapasitas (potensi) yang dimilikinya.
4 Prinsip Teori Humanistik ( Atkinson, 1990) :
1.      Manusia; central interest, menekankan bahwa manusia bukan semata-mata objek yang berespon terhadap lingkungan ketika diberikan penghargaan (reinforcement), namun manusia adalah makhluk dinamis yang mampu membentuk lingkungannya dan mampu berespon terhadap lingkungannya itu.
2.      Perilaku manusia adalah aspek yang penting untuk diselidiki, manusia memiliki kemampuan untuk memilih dan memiliki kreativitas.
3.      Subjektivitas lebih penting daripada Objektivitas. Pengalaman manusia dan subjektivitas lebih penting dari pada objektivitas.
4.      Nilai Kemanusiaan, pandangan tentang manusia terletak pada integritas dan keunikan manusia
2.2 KLASIFIKASI KONSEP DIRI
Hurlock (1990) (dalam buku Komunikasi Kebidanan,2013:49) mengemukakan bahwa konsep diri dapat dibagi menjadi 2 bagian :
1.      Konsep diri sebenarnya merupakan konsep seseorang tentang dirinya yang sebagian besar ditentukan oleh peran dan hubumngannya dengan orang lain serta persepsinya tentang penilaian orang lain terhadap dirinya.
2.      Konsep diri ideal, merupakan gambaran seseoranh mengenai keterampilan dan kepribadian yang didambakannya.
Burns (1993)(dalam buku Komunikasi Kebidanan, 2013:49) membagi konsep diri menjadi 2 bagian, yaitu : konsep diri yang negatif dan konsep diri yang positif. Karakteristik dari konsep diri negatif secara umum tercermin dari keadaan diri sebagai berikut :
1.      Individu sangat peka dan memepunyai kecenderungan sulit menerima kritik orang lain.
2.      Individu mengalami kesulitan dalam berbicara dengan orang lain. Sikap yang hiperkritis dipergunakan uintuk mempertahankan citra diri yang goyah, dan mengarahkan kembali perhatian pada kekurangan dari orang lain daripada kekurangan dirinya sendiri.
3.      Individu yang sulit mengakui bahwa ia salah. Terdapat kompleks penyikasaan dimana kegagalan ditempatkan pada rencana tersembunyi dari orang lain dan kesalahan ditujukan kepada orang lain.
4.      Individu yang kurang mampu menguingkapkan perasaan dengan cara yang wajar. Sering terdapat respon yang berkebihan terhadap sanjungan.
5.      Individu cenderung untuk menunjukkan sikap mengasimngkan diri, malu-malu dan tidak minat pada persaingan.
Sikap negative ini merupakan dasar bagi tidak adanya perhatian dan kasih sayang terhadap orang lain diluar dirinya sendiri. Individu yang memiliki konsep diri negativ hanya memeperhatikan dirinya sendiri sepanjang waktu, tidak pernah merasa puas, selalu takut kehilangan sesuatu. Keadaan ini berakar pada tiadanya kesenangan dengan dirinya sendiri selalu berada dalam situasi kecemasan.
Sementara konsep diri positif tercermin pada individu yang terbuka, tidak mengalami hambatan ketika berkomunikasi bahkan dalm situasi yang sangat asing sekalipun serta cepat tanggap terhadap situasi sekelilingnya. Individu dengan konsep diri positif dapat menerima dirinya sendiri dan memandang dunia ini sebagai tenpat yang menyenangkan dibandingkan seseorang yang menolak dirinya. Mereka memilki  kemampuan untuk memodifikasi nilai dan prinsip yang sebenarnya dipegang teguh dengan pengalaman yang baru dan juga tidak memiliki kekhawatiran terhadap masa lalu dan masa depan.
2.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSEP DIRI
1.      Tahap Pengembangan
Konsep diri berkembang sejak lahir secara bertahap, yaitu dengan mulai mengenal dan membedakan orang lain, kemudian melakukan aktifitas eksplorasi pengalaman dengan diri sendiri dan berkaitan dengan perkembangan bahasa. Pada tahap perkembangan manusia, konsep diri merupakan suatu proses yang terus menerus berlangsung didasarkan pada pengalaman interaksi dan budaya, perasaan positif  berharga, persepsi akan kompetensi yang dimiliki, penilaina diri sendiri dan orang lain, serta aktualisasi diri.
2.      Orang Penting Lain
Orang penting lain dalam kehidupan manusia sangat mempengaruhi konsep diri seseorang. Belajar tentang diri sendiri melalui cermin orang lain mempengaruhi konsep diri. Pada anak kecil dan keluarga, hal-hal yang akan berdampak kepada perkembangan konsep diri anak adalah perasaan adekuat/tidak, perasaan diterima/  ditolak, kesempatan identifikasi, dan harapan diterima orang lain. Sedangkan para remaja (pertemanan ) dan orang dewasa lain, budaya dan sosialisasi memebawa dampak besar terhadap perkembangan konsep diri. Konsep diri ini disebut Generalized others, yaitu pandangan seseorang mengenai dirinya berdasarkan keseluruhan poandangan orang lain terhadap dirinya.
3.      Persepsi
Faktor persepsi individu membawa dampak pada perkembangan konsep diri. Persepsi individual berarti baginya konsisiten dengan kebutuhan dan nilai personal. Apabila persepsi akan diri individu lemah/negatif maka individu akan cenderung distorsi, mempunyai pandangan yang sempit, dan tidak memiliki rasa percaya diri. Persepsi individu yang negatif akan membawa individu pada keadaan yang selalu terancam kecemasan. Sebaliknya, persepsi individu yang positif akan membawa individu pada pribadi yang terbuka dan jujur sehingga individu akan selalu menerima keadaan dan kesuksesan akan menyertainya.

2.4          KOMPONEN KONSEP DIRI
Komponen konsep diri terdiri atas citra diri, ideal diri, harga diri, identitas diri, dan peran yang akan dijelaskan sebagai berikut :
1.      Citra diri
Merupakan persepsi atau perasaan masa lalu dan saat ini tentang ukuran, penampilan, fungsi, dan potensi tubuh. Menurut Keliat (1992), citra diri adalah sikap, persepsi, keyakinan, pengetahuan individu, secara sadar, atau tidak terhadap tubuhnya. Perkembangan citra diri belum ada saat lahir, citra diri merupakan bagian yang erat dengan tubuh ( pakaian, mainan, dan peralatan tubuh), dan penampilan. Apabila konsep diri positif maka individu akan menerima atau menyukai tubuhnya, sehingga harga diri mtinggi dan individun terbebas dari kecemasan (anxiaty).
2.      Gangguan Citra Diri
Merupakan perubahan persepsi tentang tubuh akibat perubahan ukuran, bentuk, struktu, fungsi, keterbatasan, makna atau obyek yang sering kontak dengan tubuh. Stresor gangguan citra tubuh biasanya berkaitan dengan operasi, mastektomi, kegaaglan fungsi tubuh (lumpuh), gangguan jiwa atau waham, ketergantungan (infus, keateter) tumbuh kembang, umpan balik negatif dan standart budaya.

Tanda dan gejala gangguan citra diri :
a)      Menolak untuk melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah.
b)      Tidak menerima perubahan tubuh yang terjadi atau akan terjadi.
c)      Menolak penjekasan mengenai perubahan tubuh.
d)     Persepsi negatif terhadap tubuh.
e)      Preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang.
f)       Mengungkapkan keputus asaan.
g)      Mengungkapkan ketakutan
3.      Ideal diri
Merupakan persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku berdasarkan beberapa standar personal. Ideal diri dapat berupa gambaran individu yang disukai, aspirasi, tujuan, atau nilai yang ingin dicapai. Perkembangan ideal diri dipengaruhi oleh orang penting atau orang terdekat sejak masa kanak-kanak, yaitu berupa harapan, tuntutan dan identifikasi terhadap individu dan norma, latar belakang sosial budaya, keluarga, kemampuan individu terkait dengan usaha individu untuk memenuhinya.
4.      Harga Diri
Merupakan penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisis sejauh mana perilaku mencapai ideal diri. Harga diri berkaitan dengan cita-cita. Apabila cita-cita dapat tercapai, maka individu akan susah dan harga dirinya tinggi. Sebaliknya, apabila cita-cita gagal dicapai, maka harga diri cenderung menurun atau rendah.

Untuk meningkatkan harga diri dsapat dilakukan dengan cara :
a)      Memebri kasempatan sukses pada diri disertai dengan penghargaan saat sukses.
b)      Menanamkan ideal diri serta harapan yang realistis dan tidak terlalu tinggi sesuai dengan latar belakang sosial budaya yang berlaku.
c)      Mendukung diri sendiri untuk beraspirasi dan bercita-cita.
d)     Membantu mempertahankan untuk hal-hal yang mengganggu.

Penyebaba harga diri rendah adalah perkembangan individu yang terganggu, ideal diri yang tidak realistis, gangguan fisik atau mental baik dari individu maupun keluarga, sistem keluarga yang tidak berfungsi, dan pengalaman traumatis yang berulang.
5.      Identitas Diri
Merupakan kesadaran akan keunikan diri sendiri yang bersumber dari penilaian dan observasi diri sendiri. Secara mendasar, identitas diri adalah sintetis dari semua aspek yang mewakili diri yang diorganisasi menjadi satu keutuhan.
6.      Peran Diri
Merupakn seperangkat perilaku yang diharapkan secara sosial yang berhubungan dengan fungsi individu pada berbagai kelompok sosial. Perkembangan peran dipengaruhi oleh model peran dan kesempatan berperan. Penyesuaian peran dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti ketidakjelasan perilaku, konsistensi respon orang terdekat terhadap peran, kecocokan atau kesinambungan berbagai peran serta keselarasan budatya dan harapan terhadap peran tersebut.
Gangguan konsep diri dapat dihindari dengan cara memperluas kesadaran diri ( expended self-awareness), mengeksplorasi diri (self exploration), mengevaluasi diri (self evaluation), menyusun rencana yang realistis( realistic plan of action), dan melaksanakan tindakan sesuai rencana ( commitement to action).

2.5  TEORI JOHARY WINDOWS
Dalam kehidupan kita sehari-hari, mengenal diri adalah sesuatu hal yang sangat penting jika kita menempatkan diri ditengah-tengah masyarakat. Sebab dengan mengenal diri, kita dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan yang ada pada diri kita.
Banyak orang berpendapat bahwa bidan juga perlu menjawab pertanyaan “siapa saya”. Bidan harus dapat mengkaji perasaan, reaksi, dan perilakunya secara pribadi maupun sebagai pemberi pelayanan. Kesadaran diri akan membuat bidan menerima perbedaan dan keunikan klien. Kesadaran diri dan perkembangan diri bidan perlu di tingkatkan agar penggunaan diri secara terapeutik dapat lebih efektif.
Untuk memahami diri sendiri, Joseph Luft dan Harrington Ingham memperkenalkan sebuah konsep yang dikenal dengan nama “Johari Window” sebagai perwujudan bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain yang digambarkan sebagai sebuah kaca jendela yang terdiri atas empat bagian, yakni Terbuka(open Wilayah area), Wilayah buta(blind area),Wilayah Tersembunyi(hidden area), dan Wilayah Tak Dikenal(unknown area).


Open Area( DIRI TERBUKA)

Blind Area ( DIRI BUTA)
Hidden Area (DIRI TERSEMBUNYI/RAHASIA)
Unknown Area (DIRI GELAP)
                                        
                                                                                                                         




1.      Wilayah Terbuka ( Open Area)
Merupakan daerah atau jendela “ Saya Tahu” dan “ Orang Lain tahu”. Pada wilayah terbuka kita mengenal diri kita dalam hal kepribadian, kelebihan dan kekurangan. Menurut konsep ini, informasi tentang diri kita baik kelebihan maupun kekurangan yang terdapat pada diri kita selain diketahui oleh diri sendiri juga diketahui oleh orang lain. Seperti nama, jabatan, pangkat, status perkawinan, dll.
Ketika memulai sebuah hubungan kita akan menginformasikan sesuatu yang ringan tentang diri kita. Makin lama maka informasi tentang diri kita akan terus bertambah secara vertikal sehingga mengurangi hidden area. Makin besar open area, makin produktif dan menguntungkan hubungan interpesonal kita.
Oleh karena itu, jika wilayah terbuka ini makin melebar dalam arti kita dapat memahami orang lain dan juga orang lain dapat memahami diri kita maka akan terjadi komunikasi yang mengana, misalnya terbuka terhadap dunia sekelilingnya, potensi diri disadari, perasaan dan fikirannya terbuka untuk pengalaman-pengalaman hidup yang menyedihkan, menyenangkan pekerjaan, dsb . Daerah ini merupakan daerah ideal, yang mencerminkan pribadi seseorang yang mau membri, menerima saran dan kritik dari orang lain.
2.      Wilayah buta (blind area)
Merupakan daerah “ saya tidak tahu” dan “orang lain tau”. Pada wilayah buta, orang tidak mengetahui kekurangan yang dimiliki tetapi sebaliknya justru kekurangan itu diketahui oleh orang lain. Dalam berbagai kasus, banyak orang tidak mmengetahui kelemahannya bahkan dia berusaha menyangkal kalau hal itu ada pada dirinya.
Blind  area yang menentukan bahwa orang lain sadar akan sesuatu tapi kita tidak, misalnya perasaan kurang terbuka, kurang luas cara pandang dan variasi hidupnya dan sebagainya. Olekh karena itu kalau wilayah buta makin melebar dan mendesak wilayah lain, maka akan terjadi kesulitan komunikasi.
Daerah ini mencerminkan kepribadian seseorang yang hanya mau mengkritik, tapi tidak mau menerima saran atau kritik dari orang lain.
Menurut Joseph Luth dan Herrington, wilayah buta ini ada pada setiap manusia dan sulit untuk dihapuskan sama sekali, kecuali mengurangi. Salah satu caranya adalah bercermin pada nilai, norma, dan hukum yang diikuti orang lain. Contoh : bagaimana cara mengurangi grogi, bagaimana cara menghadapi dosen A , sehingga dengan mendapatkan masukan dari orang lain, blind area akan berkurang.
3.      Wilayah tersembunyi (hidden area)
Merupakan daerah “saya tahu “ dan “orang lain tidak tahu”. Pada wilayah tersebunyi, berisi informasi yang kita tahu tentang diri kita tetapi tertutup bagi orang lain dan kemampuan yang kita miliki tersembunyi sehingga tidak diketahui orang lain. Informasi ini meliputi perhatian kita mengenai atasan, pekerjaan, keuangan, kesehatan, keluarga, dll.
Dengan tidak berbagi mengenai hidden area, biasanya akan menjadi penghambat dalam berhubungan. Hal ini akan membuat orang lain miss komunikasi dengan kita, yang kalau dalam hubungan kerja akan mengurangi tingkat kepercayaan orang lain. Ada dua konsep yang erat hubungannya dengan wilayah tersembunyi, yakni over disclose dan under disclose.
a)      Over disclose, yaitu sikap yang terlalu banyak mengungkapkan sesuatu sehingga hal-hal yang sebenarnya disembunyikan juga diutarakan, misalnya konflik pada rumah tangga, hutang – hutangnya dan sebagainya.
b)      Under disclose, yaitusikap yang terlalu menyembunyikan sesuatu yang seharusnya dikemukakan, misalnya dalam pengobatan kejiwaan sikap under disclose dapat menyulitkan psikiatri karena pasien sulit menyampaikan informasi yang diperlukan untuk pengobatannya.
Daerah ini mencerminkan kepribadian yang hanya mau meminta saran / informasi dari orang lain, tetapi tidak mau / sedikit berbagi saran / informasi dengan orang lain.
4.      Wilayah tak dikenal / diri gelap (unknown area)
Merupakan daerah “ saya tidak tahu “ dan “orang lain tidak tahu”. Wilayah tak dikenal / diri gelap adalah wilayah yang paling kritis dalam komunikasi sebab selain diri kita yang tidak mengenal diri, juga orang lain tidak mengetahui siapa kita. Dalam kehidupan sehari-hari sering terjadi kesalahan presepsi maupun kesalah perlakuan kepada orang lain kerena tidak saling mengenal baik kelebihan, kekurangan juga statusnya, siapa dia.
Unknown area adalah informasi yang orang lain juga tidak mengetahuinya. Sampai kita dapat pengalaman tentang sesuatu hal atau orang lainmelihat sesuatu akan diri kita. Bagaimana kita bertingkah laku atau berperasaan misalnya ketika pertama kali senang kepada orang lain selain anggota keluarga kita. Kita tidak pernah mengatakan perasaan “cinta”. Jendela ini akan mengecil sehubungan dengan kita tumbuh dewasa, mulai mengembangkan diri atau belajar dari pengalaman.
Secara keseluruhan keempat kuadran ini mencerminkan totalitas diri seseorang. Tiga prinsip yang dapat diambil dari johary windown adalah :
a)      Perubahan satu kuadran  akan mempengaruhi atau menyebabkan perubahan kuadran lainnya.
b)      Jika kuadran satu yang paling kecil, berarti komunikasinya buruk atau kesadaran dirinya kurang.
c)      Kuadran satu paling besar pada individu yang mempunyai kesadaran diri tinggi.

Kesadaran diri dapat ditingkatkan melalui tiga cara :
1.      Dengan mempelajari diri sendiri.
2.      Dengan cara belajar dari orang lain.
3.      Dengan cara mengembangkan sikap terbuka.

 


BAB III
PENUTUP

1.1              KESIMPULAN
Konsep diri merupakan faktor yang paling penting dan menentukan dalam komunikasi antar pribadi. Kunci keberhasilan hidup adalah konsep diri konseling. Konsep diri memainkan peranan yang sangat besar dalam menentukan keberhasilan hidup seseorang, karena konsep diri dapat dianalogikan sebagai sesuatu operating sistem. Konsep diri dapat mempengaruhi kemampuan berfikir seseorang.
Untuk memahami diri sendiri, Joseph Luft dan Harrington Ingham memperkenalkan sebuah konsep yang dikenal dengan nama “Johari Window” sebagai perwujudan bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain yang digambarkan sebagai sebuah kaca jendela yang terdiri atas empat bagian, yakni Terbuka(open Wilayah area), Wilayah buta(blind area),Wilayah Tersembunyi(hidden area), dan Wilayah Tak Dikenal(unknown area).
Dalam kehidupan kita sehari-hari, mengenal diri adalah sesuatu hal yang sangat penting jika kita menempatkan diri ditengah-tengah masyarakat. Sebab dengan mengenal diri, kita dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan yang ada pada diri kita.
1.2              SARAN
Sebagai manusia sudah sepatutnya harus mengetahui tentang konsep diri dan menyadari akan kelebihan dan kekurangan diri  sendiri sehingga dalam kehidupan bermasyarakat tidak terjadi kesalah pahaman antara individu yang satu dengan individu yang lain.


DAFTAR PUSTAKA


Priyanto, Agus. 2009. Komunikasi dan Konseling Aplikasi dalam Sarana Pelayanan Kesehatan untuk Perawat dan Bidan. Jakarta : Salemba Medika

Romauli, Suryati.2013. Komunikasi Kebidanan. Jakarta : Trans Info Media
Yulifah,dkk.2009. Komunikasi dan Konseling dalam Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika